Hobbi menggambar, main komputer, dsb.
Serta memiliki ketertarikan dalam bidang seni sejak duduk dibangku SMP, khususnya GRAFFITI karena Graffiti itu sangat mengasyikan, dan memacu adrenalin, seru deh pokoknya hhehe..
selain dalam Graffiti itu sendiri kita dapat bebas menuangkan semua emosi dan imajinasi kita
selain itu Graffiti juga merupakan suatu wujud kreativitas dan eksistensi anak-anak bangsa dalam dunia "street art" kapan dan dimanapun tempatnya.
Juga pernah menjuarai kompetisi Graffiti se-"Pamulang" pada tahun 2007 dalam rangka memperingati HARDIKNAS "Bews" juga merupakan salah satu anggota dari "MAILBOX"crew.
Yang antara lain beranggotakan saudara, teman-teman saya yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama, yaitu menciptakan dan mengembangkan karya-karyanya dalam dunia STREET ART.
bebews itu sebutan char satu ini dia berkata makna graffiti menurut dya itu
Apa itu Graffiti ?, dilihat dari segi makna, garffiti berasal dari bahasa latin yaitu graphium yang artinya menulis. Dari literature disebutkan bahwa istilah ini awalnya dipakai oleh para arkeolog untuk mendefinisikan tulisan-tulisan di bangunan kuno bangsa Mesir dan Romawi kuno. Pada tahun 70-an, di Amerika dan Eropa graffiti merambah ke wilayah urban sebagai jati diri gank yang banyak bermunculan di perkotaan, akibatnya graffiti menjadi bermuatan provokasi terjadinya perang antar gank atau kelompok, dengan demikian citra graffiti yang tidak baik itu menjadi momok keamanan kota.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada sejak jaman kemerdekaan. Namun dahulu masih identik dengan coretan-coretan biasa atau belum mengarah ke graffiti. Pada saat itu coretan-coretan tersebut menandakan perlawanan atau memberikan semangat.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa graffiti juga disebut coretan. Yang dalam arti luas merupakan kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan hal tertentu.
Di zaman modern ini banyak bermunculan komunitas-komunitas graffiti yang tersebar hingga daerah pinggiran kota. Mereka bermunculan laksana jamur di tepi kolam. Komunitas-komunitas graffiti kini banyak didominasi anak muda “like a candle on the table”, mereka pasti ingin mencicipinya.
Graffiti banyak diadopsi dari seni jiwa. Biasanya istilah orang yang membuat graffiti dinamkan “Bomber”. Alat yang mereka pakai ialah cat semprot/pylox dan medianya adalah tembok. Sejak dulu graffiti menurut sebagian orang merupakan kegiatan yang mengarah ke vandalisme atau merusak keindahan. Hal ini kembali pada pelaku graffiti. Graffiti apakah memperindah atau malah megotori kota. Menurut salah satu pentolan komunitas graffiti di Jakarta, bahwa graffiti mempunyai fungsi keindahan, apalagi di Jakarta merupakan daerah yang padat penduduk dan macet. Orang-orang yang habis pulang kerja dapat menikmati indahnya graffiti dari dalam kendaraan mereka sebagai rasa ganti macet dan lelah”, tuturnya, seperti yang dilangsir acara Urban RCTI 2007. Berbeda dengan pecinta graffiti, masyarakat sebagian menilai bahwa graffiti malah memperkotor kota dan pemerintah harus membuat undang-undang tentang aksi graffiti yang terlalu bebas. Seperti halnya di Negara bagian Amerika Serikat seperti San Diego, California, dan New York telah memiliki undang-undang tentang graffiti karena dinilai illegal.
Demam graffiti sendiri melanda ibu kota sekitar 1997. Pengekspresian jiwa lagi-lagi melatar belakangi mereka untuk terjun ke dunia graffiti. Pada saat itu mereka juga sering mengkritik pemerintahan lewat gambar-gambar indahya. Seiring berjalannya waktu lahir komunitas-komunitas yang baru bermunculan di Ibu kota seperti artcoholic, morden, toter, dll. Gambar-gambar mereka kini banyak dijumpai di sudut jalan, halte, tembok gedung, rolling door, dll.
Mereka sendiri lebih senang disebut street artist (seniman jalanan) karena lebih banyak mencurahkan seninya di jalan. Biasanya mereka mulai mengebomb (menggambar) sekitar tengah malam, hal ini mereka lakukan untuk mengalihkan perhatian kepada sang penguasa jalan seperti polisi, trantib, beserta jajaran-jarannya. Kadang-kadang mereka harus lari tunggang langgang dari si kumis tebal. Tak arang mereka harus terkena denda atau bahkan harus masuk hotel prodeo. Graffiti kini juga sebagai bentuk popularitas komunitasnya, semakin banyak gambar mereka, semakin terkenallah mereka. Kini para komunitas graffiti di Ibu kota harus lebih berhati-hati untuk beraksi.
Lain halnya dengan Jakarta, di Yogyakarta graffiti lebih bebas. Karya-karya mereka dengan gamblang banyak ditemukan di ruas-ruas jalan. Tak ayal jika Yogyakarta sebagai kota pelajar disebut juga sebagai kota seni. Disini karya-karya seni justru menjadi bagian yang tak terpisahkan. Di yogya sendiri merupakan tempat tumbuh kembangnya graffiti. Dimana kota ini juga muncul komunitas-komunitas graffiti salah satunya adalah love hate love crew. Komunitas ini merupakan salah satu yang paling terkenal sampai ke luar Yogya.
Para pelaku graffiti kebanyakan para pecinta seni gambar dan kebanyakan dari mereka juga berkecimpung dalam dunia design. Beberapa dari mereka juga lulusan design grafis baik local maupun luar negeri. Selain graffiti kegiatan mereka sehari-hari meluangkan waktu dalam bidang advertising atau percetakan. Dari situ karya-karya mereka tidak hanya di tembok tapi juga lewat baju atau merchandise cantik yang banyak dijual di toko atau distro pelosok negeri ini. Graffiti memang menjadi bagian yang tak terpisahkan di zaman yang modern ini. Namun masyarakat belum banyak yang tahu akan keindahan graffiti yang sesungguhnya. “graffiti is not criminal”, harus dicamkan dalam diri masyarakat. Karena menurut para bomber graffiti, ini merupakan keindahan layaknya lukisan yang dilelang berjuta-juta harga.
kunjungi juga web resmi mereka di
www.mailmailboxbox.blogspot.com
http://www.bebews.com
- MAIL BOX
- Gum (Rizky) BeWs (Rio) Hopless (Condek) Send Seva (Pecun) Damn two (anjar)
DIE WITH ME CLOTH SUPPORT YOU BRADA !!